Prototyping

Juni 12, 2017 Unknown 0 Comments

INTERAKSI MANUSIA & KOMPUTER

        A.     Definisi Prototype & Prototyping

Prototype adalah sebuah Javascript Framework yang dibuat untuk lebih memudahkan proses dalam membangun aplikasi berbasis web. Prototype bisa dibilang juga adalah sebuah cetak biru (blueprint) atau model dari sebuah sistem atau perangkat yang nanti bisa dikembangkan ke depannya. Prototype bisa diartikan juga sebagai bentuk awal nya saja.
Sedangkan Prototyping adalah salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem.Prototyping dapat diartikan sebagai proses yang digunakan untuk membantu pengembang perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat lunak yang harus dibuat. Model tersebut dapat berupa tiga bentuk:

a.       Bentuk prototype di atas kertas/model berbasis komputer yang menggambarkan interaksi manusia yang mungkin terjadi.
b.      Working prototype, yang mengimplementasikan sebagian dari fungsi yang ditawarkan perangkat lunak.
c.       Program jadi yang melakukan sebagian atau seluruh fungsi yang akan dilakukan, tapi masih ada fitur yang masih dikembangkan.
Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer. Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhakan kerjasama yanga baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.
Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

       B.     Jenis-jenis Prototyping

1.       Feasibility prototyping
Feasibility prototyping – digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
2.       Requirement prototyping
Requirement prototyping – digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.
3.       Desain Prototyping
Desain Prototyping -  digunakan untuk mendorong perancangan system informasi yang akan digunakan.
4.       Implementation prototyping
Implementation prototyping – merupakan lanjytan dari rancangan protipe, prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan digunakan.

       C.     Kegunaan Prototyping

v  Evaluasi dan feedback pada rancangan interaktif.
v  Stakeholder (dalam hal ini user) dapat melihat, menyentuh, berinteraksi dengan prototype.
v  Anggota tim dapat berkomunikasi secara efektif.
v  Para perancang dapat mengeluarkan ide-idenya.
v  Memunculkan ide-ide secara visual dan mengembangkannya.
v  Dapat menjawab pertanyaan untuk membantu pemilihan di antara alternatif-alternatif.

      D.     Tahapan Prototyping

            1.      Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
            2.      Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
           3.       Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 , dan 3
           4.      Mengkodekan system
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
           5.      Menguji system
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path,  pengujian arsitektur dan lain-lain.
           6.      Evaluasi Sistem.
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
           7.      Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

      E.     Keunggulan dan Kelemahan Prototyping

      Keunggulan :
a.       Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
b.      Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
c.       Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
d.      Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
e.       Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.

     Kelemahan :
a.       Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.
b.      Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem .
c.       Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.


      F.      Teknik Prototyping

     1.       Perancangan Model
     2.       Perancangan Dialog
     3.       Simulasi


      G.    Permasalahan yang terkait dengan Prototyping

1.      Waktu : membangun prototype membutuhkan waktu, sehingga seringkali prototype dipakai jika waktunya cepat. Hingga muncul istilah rapid prototyping.2.

2.      Rencana : sebagian manajer proyek tidak memiliki pengalaman untuk menyatukan proses prototyping dengan keseluruhan rencana perancangan.3.

3.      Fitur Non-fungsional : seringkali fitur sistem yang paling pentingmerupakan fitur non-fungsional seperti safety dan reliability, tidak disertakan dalam prototyping.4.

4.      Kontrak : proses desain kadang dibatasi oleh kontrak antara desainer dengan customer yang mempengaruhi aspek teknik dan manajerial.

                           http://akumuhammad25.blogspot.co.id/2013/05/makalah-prototype.html
                           https://www.scribd.com/doc/29879394/1-PROTOTYPING

0 komentar: